Anda akan bisa berselancar disini, dimana ombak yang ada sangat mendukung namun sebelum ke sini sebaiknya anda cjek kondisi alam apakah memungkinkan atau tidak. Grade pantai selatan yang lebih tinggi tentu saja memungkinkan olahraga air tersebut, jika anda tidak menyukai permainan ini bisa juga untuk mengunjungi penyu hijau (Chelonia mydas) pada habitat aslinya. Asal anda tahu setiap penyu hijau bisa bertelur hingga 100 butir, hal yang lebih mengasyikan lagi anda bisa melihat langsung proses tersebut. Mulai dari penyu hijau yang akan kembali ke darat dan menggali pasir tempat untuk menyembunyikan telurnya, pastikan anda tidak berisik agar penyu hijau tidak terganggu akan kehadiran anda. Proses ini terjadi pada malam hari, setelah selesai bertelur anda bisa menggali lubang tersebut yang dalamnya tidak lebih dari 1 meter.
Keindahan pantai ini memang harus dijaga agar tetap lestari dan menjadi warisan yang indah untuk anak dan cucu kita, berikut hal yang anda harus perhatikan selama di pantai ini:
1. Jangan membuang sampah sembarangan, musuh dari alam setelah kedatangan manusia adalah sampah, dimana sisa-sisa seperti plastic akan sangat susah di uraikan oleh tanah. Tidak ada salahnya menjadi warga negara yang baik dengan membuang sampah pada tempatnya, jangan sampai tempat ini menjadi gunungan sampah di masa depan.
2. Tidak mengeksploitasi penyu hijau, sudah merasakan nikmatnya telur penyu? Berarti anda sudah membunuh satu bayi penyu, perburuan telur penyu hijau sudah dilakukan sejak dahulu. Dimana tak hanya telur, penyu hijau sendiripun terancam karena perburuan liar.
Dua hal penting inilah yang harus kita pahami betul-betul, supaya tempat wisata di ujung genteng ini tetap lestari, anda tidak perlu melancong jauh ke Bali bukan untuk sekedar berselancar. Rusaknya sebuah habitat adalah akan campur tangan manusia, sebaiknya kita sedikit mungkin untuk mengganggu ekosistem yang ada, biarlah alam bertumbuh dan kita jaga saja keseimbangannya.